Sabtu, 09 Oktober 2010

Semua Tentang Semut


Siapa sih yang tidak tau semut ?? Semut adalah hewan terkuat didunia. Walaupun tubuhnya kecil, ia mampu menopang benda dengan beban 50 kali dari beban tubuhnya.

Jika diadukan dengan hewan sangat besar seperti gajah atau gorilla, yang hanya mampu menopang benda maksimal sampai 3 kali dari beban tubuhnya.

Semut juga mahkluk sosial , mereka hidup secara kerjasama layaknya manusia.







Semut memang hewan yang hidup secara berkelompok. Mereka memiliki pembagian kerja yang sangat rapi. Ada semut yang bekerja menjaga keamanan sarang. Ada juga semut yang bekerja mencari bahan makanan. Sementara ratu semut hanya bertelur sepanjang waktu. Siang dan malam mereka bekerja keras. Semut pekerja pun menjelajah daerah sekitar sarangnya untuk mendapatkan bahan makanan. rempah roti akan dijunjungnya sendiri. Apabila mendapatkan bangkai belalang atau daun, mereka akan menjunjungnya beramai-ramai. Gudang persediaan makanan para semut selalu penuh dan terus bertambah.

Semut bergerak 24 jam sehari. Kecepatan berjalan semut, 0,5 km/jam dengan volume yang 1/130, maka kecepatan semut seukuran manusia adalah 80km/jam. Dalam berduel semut mampu mengimbangi binatang atau serangga musuh 5 kali lebih besar dari dirinya (kecuali lebah, laba-laba dan lipan)

Apabila diluruskan sarang semut sepanjang 7km. Ternyata binatang yang terlemah dan tak tenar ini sebenarnya adalah yang terkuat di muka bumi. Kalau tidak salah ada juga semut ini disebutkan dalam kitab suci. Kelihatannya pantas karena memang binatang super. Bisa jadi mungkin ada hikmah dibalik kitab suci pada semut, mungkin kita supaya sering merenungkan sifat semut, yang tidak terkenal tapi setia, pekerja, dan kuat.


Semut merawat bayi-bayi mereka, melindungi koloni, dan bertempur di samping juga memproduksi dan menyimpan makanan. Bahkan ada koloni yang melakukan pekerjaan yang bersangkutan dengan “pertanian” atau “peternakan”. Dengan jaringan komunikasi yang sangat kuat, hewan ini begitu unggul sehingga tak dapat dibandingkan dengan organisme mana pun dalam segi spesialisasi dan organisasi sosial.


http://img171.imageshack.us/img171/2408/035sarangsemut.jpg

Semut Bisa Mencium Aroma Kematian

Sebagai makhluk sosial, semut sangat peka terhadap lingkungannya, seperti saat menemukan salah satu anggota koloninya yang tewas. Begitu ada satu ekor semut yang mati, semut-semut lainnya langsung segera menyingkirkannya atau disebut proses nekroporesis.

Cara tersebut bermanfaat bagi populasinya karena dapat menghindarkan penyebaran infeksi penyakit. Namun, bagaimana semut mati dapat segera dikenali. Tentu bukan dengan cara mengukur denyut nadinya.

http://img529.imageshack.us/img529/6937/antcarry2400.jpg

Teori sebelumnya memperkirakan bahwa semut yang mati mengeluarkan zat kimia akibat proses pembusukan. Namun, hasil penelitian terakhir yang dilakukan para entomolog, ahli serangga, di Argentina menghasilkan analisis sedikit berbeda.

Menurutnya, semua jenis semut punya zat kimia "kematian", baik saat masih hidup maupun saat mati. Namun, hanya semut hidup yang punya zat kimia "kehidupan". Saat mati, zat kimia kehidupan terus berkurang sampai akhirnya hilang sama sekali sehingga menyisakan zat kimia kematian saja.


Pembagian kerja semut


Menjelajahi dunia semut akan membawa kita mempelajari bagaimana mereka melakukan tugas yang telah tertanam dalam insting sejak ditetaskan. Semua individu dalam koloni telah memiliki tugas yang jelas dan tak tertukar atau berganti dengan tugas individu lain. Hal ini terjadi karena ada semacam sistem kasta dalam dunia semut. Itu bukan berarti membentuk derajat sosial atau hierarki, tapi lebih pada pembagian tugas sesuai dengan kemampuan masing-masing. Dalam sebuah koloni biasanya ada tiga jenis semut, yaitu, semut pekerja, semut pejantan, dan semut ratu.

Semut pekerja, adalah semut betina infertil yang mendapat pekerjaan kasar, seperti mencari makanan, membuat sarang, hingga bertarung dengan musuh alami yang mengganggu koloni. Hidup mereka singkat –biasanya akan berakhir pada hitungan bulan. Namun itu bukan masalah, karena ratu akan selalu menyediakan telur yang siap menetaskan pekerja baru.

Sedangkan semut pejantan bertugas membuahi sang ratu. Itulah akhir pengabdian semut pejantan pada koloni, karena selanjutnya kematian yang datang. Semut ratu tentu saja bertugas sebagai tumpuan untuk melanjutkan generasi semut dalam koloni. Bila ia siap dibuahi, ia akan terbang keluar sarang diikuti oleh beberapa pejantan yang juga terbang. Pada saat tertentu, semut ratu akan mengisyaratkan bahwa ia siap dibuahi. Sperma yang diterima pun selanjutnya disimpan dalam jumlah besar pada bank sperma di tubuh ratu hingga bisa digunakan terus menerus.

Lalu semut ratu akan menuju tempat yang telah dibuatkan khusus untuk bertelur. Telur yang keluar juga telah dibuatkan tempat khusus dengan kondisi suhu dan kelembaban yang cocok, dan aman dijaga oleh semut pekerja yang berfungsi sebagai perawat. Telur akan menetas menjadi larva, dan berkembang menjadi pupa (anakan) rata-rata dalam 60 hari, lalu berkembang menjadi dewasa. Larva semut ternyata memberikan jasa juga bagi koloni dengan menghasilkan sekresi sutra, yang biasanya dipakai untuk membangun sarang (misalnya, Oecophylla smaragdina), atau mengeluarkan cairan dari tubuhnya untuk dimakan semut ratu (misalnya, semut genus Leptanilla)

Kartu Identitas Semut : Bau Koloni

Telah disebutkan sebelumnya bahwa semut dapat saling mengenali dan membedakan keluarga dan temannya yang sekoloni. Para ahli zoologi masih menyelidiki bagaimana semut dapat mengenali keluarga-nya. Sementara manusia tak dapat membedakan beberapa semut yang mungkin ia temui, mari kita lihat sekarang bagaimana makhluk yang sangat serupa ini dapat saling mengenali.

Semut dapat dengan mudah mendeteksi apakah seekor semut lain berasal dari koloni yang sama atau tidak. Semut pekerja menyentuh tubuh semut satunya untuk mengenali, jika semut lain itu memasuki sarangnya. Ia dapat langsung membedakan semut yang sekoloni de-ngannya atau tidak, berkat bau koloni khusus pada tubuh. Jika semut yang memasuki sarang adalah semut asing, gerombolan semut akan menyerang tamu tak diundang ini secara kejam. Penghuni sarang meng-gigiti tubuh semut asing ini dengan rahang mereka yang kuat dan mem-buatnya tak berdaya dengan asam format, sitronelal, dan zat beracun lain yang mereka sekresikan.

Jika tamunya berasal dari spesies yang sama tetapi dari koloni lain, mereka juga dapat memahaminya. Dalam hal ini, semut tamu diterima di dalam sarang. Akan tetapi, semut tamu ini diberi makanan lebih sedikit sampai ia memperoleh bau koloni tersebut.

Bagaimana Bau Koloni Diperoleh?

Sumber bau yang memastikan untuk bisa dikenali oleh semut se-koloni tidak dapat sepenuhnya dijelaskan. Namun, sejauh yang telah ditemukan, semut menggunakan hidrokarbon untuk membedakan bau di antara mereka.




Komunikasi dengan Bunyi


Komunikasi dengan bunyi adalah metode lain yang sering diguna-kan semut. Dua jenis produksi bunyi telah ditemukan. Salah satunya adalah bunyi “ketukan” dan getaran yang diproduksi dengan memukulkan tubuh pada rintangan atau tanah, dan satu lagi adalah nada tinggi yang diproduksi dengan menggosokkan bagian tubuh tertentu.

Isyarat bunyi yang diproduksi dengan memukulkan tubuh biasanya digunakan oleh koloni yang bersarang di pohon. Contohnya, semut tukang kayu berkomunikasi dengan “bermain gendang”. Mereka mulai “bermain gendang” saat menghadapi bahaya apa saja yang mendekati sarang mereka. Bahaya ini bisa berupa bunyi yang mencemaskan atau sentuhan yang mereka rasakan atau arus udara yang mendadak timbul. Semut pemukul gendang mengetuk tanah dengan dagu dan perutnya dengan cara meng-goyangkan tubuhnya maju-mundur. Dengan cara ini, isyarat mudah ter-kirim melalui kulit pohon tipis sejauh beberapa desimeter. Semut tukang kayu Eropa mengirim getaran ke teman sarangnya yang berada pada jarak 20 cm atau lebih dengan cara mengetukkan dagu dan perut pada kayu ruangan dan terowongan. Di sini harus diperhitungkan bahwa 20 cm bagi semut setara dengan 60-70 meter bagi manusia.

Semut hampir tuli terhadap getaran yang disampaikan melalui udara. Namun, mereka sangat peka pada getaran suara yang dihantarkan melalui zat padat. Ini adalah isyarat tanda bahaya yang paling efisien bagi mereka. Ketika mendengarnya, mereka mempercepat langkah, bergerak menuju asal getaran, dan menyerang semua makhluk hidup yang bergerak yang mereka lihat di situ.

Panggilan ini selalu dipatuhi anggota koloni mana pun. Inilah petunjuk betapa suksesnya organisasi dalam masyarakat semut. Bahkan seke-lompok kecil manusia yang menanggapi panggilan tanda bahaya secara kolektif – tanpa kecuali, dan tanpa anarki – adalah hal yang sangat sulit dalam praktik. Akan tetapi, semut mampu melakukan apa yang diperintahkan tanpa membuang waktu, sehingga mereka dapat meneruskan kehidupannya tanpa mengganggu disiplin dalam koloni sesaat pun juga.

Produksi suara bernada tinggi sistemnya lebih rumit daripada proses bermain gendang. Bunyi dihasilkan dengan menggosokkan beberapa bagian tubuh. Semut menghasilkan bunyi ini dengan menggosokkan organ tubuh di bagian belakang. Jika kita mendekatkan telinga ke semut pekerja pemanen, kita dapat mendengar mereka menghasilkan suara bernada tinggi.

Tiga fungsi utama komunikasi suara telah ditemukan dalam spesies yang berbeda. Ketiganya dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Komunikasi suara pada semut pemotong daun berfungsi sebagai sistem peringatan bawah tanah. Ini biasanya digunakan kalau sebagian koloni terkubur di bawah longsoran sarang. Pekerja mulai bergerak menggali untuk menyelamatkan teman-temannya, sebagai tanggapan atas isyarat bunyi yang diterima.

2. Suara bernada tinggi digunakan dalam beberapa spesies ketika me-lakukan perkawinan dengan ratu. Saat ratu-ratu yang muda dikumpulkan di tanah dan atau di tumbuhan untuk melakukan perkawinan, dan telah mendapatkan cukup sperma, mereka menghasilkan bunyi bernada tinggi untuk mencegah kawanan semut jantan menangkap mereka.

3. Dalam spesies lain, bunyi digunakan untuk meningkatkan efisiensi feromon yang diproduksi selama anggota-anggota sarang bertemu untuk menemukan makanan atau sarang baru.
Terkadang dalam spesies tertentu, pencari makanan memungkinkan semut lain mengelilingi mangsa, dengan isyarat yang mereka hasilkan ketika mereka menemukan mangsa. Para pekerja berkumpul dan men-capai mangsa dalam 1-2 menit berkat bunyi bernada tinggi ini. Hal-hal ini merupakan keuntungan besar bagi spesies semut.


Struktur rumah semut


struktur rumah semut

Keterangan Gambar

1. Sistem pertahanan udara : Saat musuh terbesar semut, yakni burung, mendekati sarang, sebagian prajurit mengarahkan perut mereka ke atas di lubang sarang dan menyemprotkan asam ke arah burung.

2. Rumah kaca : Dalam ruangan yang menghadap ke selatan ini, telur dari semut ratu matang. Suhu ruangan ini tetap pada 38
°C.

3. Pintu masuk dan pintu samping : Pintu-pintu masuk ini dijaga semut penjaga pintu. Pada saat bahaya, mereka menutup pintu dengan kepala mereka yang rata. Kalau ingin masuk melalui pintu, penghuni lain koloni mengetuk kepala semut penjaga pintu dengan antena dalam irama khusus, dan semut penjaga pintu pun membuka pintu. Jika mereka lupa irama ini, penjaga langsung membunuh mereka.

4. Ruang siap pakai : Jika menemukan sarang lama saat membangun sarang, semut juga meng-gunakan ruangan sarang tua yang masih bertahan bentuknya. Jadi, mereka menghemat banyak waktu dalam merampungkan struktur sarang.

5. Makam penyimpanan : Dalam ruangan ini semut menaruh bangkai semut dan gabah tak ter-makan yang mereka kumpulkan.

6. Ruang penjaga : Semut prajurit berada di sini dalam keadaan siaga sepanjang hari. Kalau merasakan bahaya sedikit saja, mereka segera bertindak.

7. Sekat luar : Sekat ini, terbuat dari potongan cabang dan ranting, melindungi sarang melawan panas, dingin, dan hujan. Berkurang atau tidaknya lapisan sekat ini senantiasa diawasi semut pekerja.

8. Ruang perawatan : Semut perawat menghasilkan cairan manis dari perutnya. Semut pengasuh menusuk perutnya dengan antena dan memanfaatkan cairan ini.

9. Gudang daging : Serangga, lalat, jangkrik, dan semut musuh disimpan dalam gudang ini setelah dibunuh.

10. Gudang gandum : Semut penggiling membawa butir besar gandum dalam bentuk tablet kecil ke sini, dan memanfaatkannya sebagai roti di musim dingin.
11. Perawatan larva : Semut perawat menggunakan air liurnya, yang bersifat antibiotik, untuk melin-dungi semut bayi dari penyakit.

12. Ruang musim dingin : Semut yang sedang hibernasi, mulai awal No-vember dan bangun pada bulan Mei, melewatkan musim dingin panjang di sini. Saat bangun, tugas pertama mereka adalah membersihkan ruangan ini.

13. Departemen pemanas sentral : Mencampur potongan daun dan ranting di sini menghasilkan panas tertentu. Ini menjaga suhu sarang antara 20
° c dan 30 °C.

14. Ruang pengeraman : Telur ibu ratu disimpan di ruangan ini sesuai dengan urutan ditelurkan. Lalu, jika tiba saatnya, telur diambil dari sini dan dibawa ke rumah kaca.

15. Ruang bangsawan : Ibu ratu menelurkan telurnya di sini.


sumber : pencarian dari google