Berpuasa, berarti mengubah pola hidup, terutama pola makan. Saat berpuasa, kita hanya boleh makan pada waktu sahur dan buka puasa.Perubahan pola makan saat berpuasa dapat memberikan manfaat bagi kesehatan, bahkan diyakini mampu mengendalikan penyakit tertentu.Beberapa penelitian menunjukkan berpuasa memberikan keuntungan bagi tubuh, yang tidak diperoleh ketika tidak sedang berpuasa.
Namun, bagi orang-orang yang memiliki catatan kesehatan tertentu, berpuasa mendatangkan kekhawatiran.
Pasalnya ada beberapa penyakit yang rentan terkena masalah bila diajak berpuasa oleh pengidapnya. Saat jam biologis tubuh manusia bergeser pada waktu menjalankan ibadah puasa, belum tentu tubuh bertoleransi.
Apalagi bagi para pengidap penyakit yang ketergantungan dengan jadwal makan dan minum obat. Biasanya, para pengidap penyakit maag, diabetes atau kencing manis, dan jantung paling sering mempertanyakan, apakah mereka bisa menjalankan ibadah puasa seperti orang lain?
Pola berpuasa yang aman bagi penderita maag
Sakit maag disebabkan gangguan pada lambung, akibat tidak terkontrolnya produksi asam lambung. Kondisi asam lambung yang tak seimbang ini menimbulkan gejala tidak enak seperti perut terasa kembung, perih, mual, sering bersendawa, pada tahap tertentu diikuti muntah. Pada keadaan cukup parah bahkan dapat menimbulkan pendarahan pada lambung dan pingsan.
Biasanya dipicu oleh pola makan yang tidak teratur atau karena faktor emosional seperti stres yang menyebabkan peningkatan asam lambung hingga mengikis lapisan lambung.
Orang yang mengidap maag biasanya disarankan menjalani pola makan teratur, tiga kali sehari ditambah selingan makanan kecil, dan tidak boleh menunda jadwal makan. Karena itulah, para penderita maag sering ragu, bagaimana menjalankan ibadah puasa, yang memaksa mereka mengubah pola makan.
Pada prinsipnya, secara umum penderita maag boleh menjalani ibadah puasa, apalagi bila penyakit maag itu hanya gangguan fungsional dan masih dalam tahapan ringan. Yang tidak disarankan untuk berpuasa adalah mereka yang telah sampai pada tahap parah, misalnya mengalami muntah-muntah dan pendarahan.
Bagi mereka yang masih bisa berpuasa, ada hal-hal yang harus diperhatikan. Pada intinya konsep makan bagi penderita maag adalah makan dengan sering namun porsinya sedikit-sedikit.
Dan ada strategi dalam pengaturan makanan saat santap sahur dan berbuka puasa untuk mengurangi gejala maag.Saat sahur, jangan makan terlalu kenyang, yang penting cukup mengandung karbohidrat dan lauk-pauknya. Pada waktu berbuka puasa, makan secara bertahap. Awali dengan makanan ringan dan cairan seperti teh manis dan sepotong kue. Selingi dengan sholat maghrib, baru makan berat.
Ada beberapa jenis makanan yang harus dihindari oleh penderita maag:
1. Makanan dan minuman yang terlalu banyak mengandung gas dan serat seperti sawi, kol, nangka, pisang ambon, kedondong, dan minuman bersoda.
2. Makanan yang merangsang pengeluaran asam lambung seperti kopi, minuman beralkohol, sari buah sitrus.
3. Makanan yang sulit dicerna dan dapat memperlambat pengosongan lambung. Makanan jenis ini, seperti kue tart, keju, makanan berlemak, dan cokelat, dapat menyebabkan peningkatan peregangan di lambung dan berakibat meningkatnya asam lambung.
4. Makanan yang mengandung cuka pedas dan merica yang dapat merusak dinding lambung.
Penderita diabetes juga boleh berpuasa
Pertanyaan yang hampir sama juga banyak dilontarkan para pengidap diabetes melitus atau kencing manis. Pertimbangan berpuasa bagi penderita diabetes melitus (DM) agak lebih rumit dan memerlukan campur tangan medis. Pasalnya, para penderita DM harus menata diet dan menakar obat sedemikian rupa untuk mempertahankan kadar glukosa dalam darah mereka selama berpuasa.
Bila kadar glukosa dalam darah tinggi tapi tubuh tidak memiliki cadangan glikogen, tubuh akan mengambil dari lemak. Nah, lemak yang dibakar akan meningkatkan tingkat keasaman darah, yang menyebabkan munculnya komplikasi.
Sebaliknya, bila kadar glukosa terlalu rendah, dapat menyebabkan si penderita mengalami hipoglikemi dengan gejala lemas, keringat dingin, gemetar, dan ketidaksadaran. Hipoglikemi biasa terjadi pada sore hari. Dalam kondisi seperti itu, berpuasa tidak mungkin dilakukan, karena pasien harus diberi pertolongan pertama dengan minum atau makan makanan manis.
Tip-tip berpuasa bagi penderita DM:
1. Syarat seorang penderita DM boleh berpuasa, kadar glukosanya tidak boleh lebih dari 200 mg/dl.
2. Jika penderita DM mengonsumsi obat, sebaiknya minta resep obat yang memiliki dosis paling besar yang bisa dikonsumsi saat berbuka dan dosis paling kecil diminum saat sahur.
3. Untuk membatalkan, penderita DM sangat dianjurkan untuk mengonsumsi teh manis hangat atau minum air hangat yang diberi gula. Tujuannya, agar kalori yang masuk ke dalam tubuh tidak terlalu tinggi.
4. Pilih makanan dan minuman manis seperti sirup, kurma, kolak sebagai pembuka, baru dilanjutkan makanan berat.
5. Banyak konsumsi buah-buahan dan sayuran yang mengandung air. Pilih buah seperti pepaya, belimbing, melon, semangka.
6. Segeralah membatalkan puasa bila terjadi hipoglikemi, keadaan saat glukosa dalam darah di bawah angka 60 mg/dl. Tanda-tanda terjadinya hipoglikemi antara lain si penderita tampak gelisah, berkeringat dingin, gemetar, berdebar-debar, kesemutan pada lidah atau bibir, dan penglihatan ganda.
Berpuasa baik untuk mengendalikan emosi pengidap jantung
Berpuasa sebenarnya dapat memberi pengaruh positif bagi pengidap jantung. Karena saat berpuasa tidak hanya dituntut untuk mengendalikan nafsu makan dan minum, tapi juga mengendalikan emosi. Para penderita jantung sangat dianjurkan untuk hidup lebih sabar dan positif, tidak terburu-buru serta tidak emosional dan menghindari stres.
Bagi para penderita jantung, sebelum berpuasa sebaiknya melakukan konsultasi dengan dokter soal persiapan khusus sebelum berpuasa, bagaimana pengaturan makan serta jadwal minum obat.
Selain itu, tanyakan pula bagaimana status penyakit sebelum menjalani ibadah puasa dan apakah memungkinkan untuk berpuasa. Untuk penderita jantung, pengaturan obat sangat menentukan apakah penyakitnya dapat terkendali atau tidak.
Kegagalan dalam menyesuaikan dengan kegiatan saat berpuasa, biasanya karena pemberian obat dan besar dosisnya serta porsi dan pola diet yang tak tepat, yang mengakibatkan tubuh gagal beradaptasi dengan kondisi saat berpuasa.
Untuk aktivitas selama berpuasa, harus sedikit dikurangi dan tak boleh melakukan aktivitas fisik yang berat. Sama seperti pengidap penyakit yang lain, perlu diperhatikan pula oleh para penderita jantung soal pola makan saat sahur dan berbuka puasa. Jangan sampai makanan yang dikonsumsi, terutama saat berbuka, merusak pola diet karena terlalu berlebihan.
Perlu diwaspadai makanan-makanan yang mengandung lemak, garam, kolesterol, dan rokok. Penderita jantung juga disarankan melakukan diet diabetes juga diet rendah garam
semoga bermanfaat